Apakah Lebih Baik Sewa atau Beli Rumah untuk Pasangan Muda?

Pertanyaan:

Hai Kak, Saya baru menikah tahun ini. Terkait dengan kondisi keuangan kami sebagai pasangan baru menikah, dengan total pendapatan bulanan 30 juta an rupiah, apakah lebih baik bagi kami untuk menyewa atau membeli rumah agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik di masa depan?

 

 

Jawaban pertanyaan:

Hallo,

Wah selamat ya! Kamu memasuki musim Financial Life Cycle yang baru. Pastinya saat ini kamu perlu lebih dewasa & bijaksana dalam mengatur keuangan kamu & pasangan karena ada 2 pribadi yang perlu menyatukan hati & pikirannya dalam mengelola keuangan. Perbedaan pendapat itu wajar-wajar saja, hanya perlu sepakat dalam mengambil setiap keputusan finansial ke depannya supaya tidak terjadi konflik rumah tangga. Momen ini adalah latian untuk kalian berdua menjadi kompak sebelum buah hati tiba. So, semangat ya! 🙂

Sehubungan dengan pertanyaan tadi, ada baiknya kalian berdua memikirkan tujuan utama keluarga ini dalam 10-20 tahun ke depan (sesuai dengan lamanya cicilan KPR Rumah pada umumnya). Bayangkan dalam  10-20 tahun saat cicilan rumah sudah lunas (atau sewa sudah selesai), pastinya kalian sudah memiliki 1 atau 2 orang anak yang akan berusia dewasa maksimal 17 tahun. Tentukan apakah rumah ini nantinya akan dijadikan warisan untuk anak-anak atau dipakai untuk masa pensiun (hari tua) kalian sebagai pasangan. Kenapa hal ini perlu diperhatikan? Supaya kalian bisa mengukur tidak hanya nilai ekonomis namun juga nilai emosional dari rumah tersebut terhadap masa depan yang kalian inginkan sebagai pasangan suami & istri. Karena pada prinsipnya, anak-anak akan memiliki kehidupan mereka masing-masing, namun kalian sebagai pasangan akan terus menjalani hidup pernikahan berdua sampai lanjut usia dan saya yakin sebagai pasangan kalian ingin selalu berbahagia.

Setelah menentukan tujuan tersebut, kalian bisa mulai melakukan langkah-langkah berikut :

1. Hitunglah pengeluaran rumah tangga yang dibutuhkan setiap bulannya. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan dasar seperti makan minum, transportasi, komunikasi seperti wifi, pulsa, biaya sekolah, hiburan dan lain-lain. Pengeluaran untuk kebutuhan ini cukup mengambil porsi 70% dari income kalian berdua. Karena, idealnya dari income 30 juta yang kalian miliki alangkah baiknya jika kalian memprioritaskan porsi menabung untuk dana darurat sebesar 10% yang dilakukan rutin setiap bulan hingga mencapai 3-6 bulan jumlah pengeluaran bulanan yang diperlukan, dan asuransi sebagai proteksi terhadap asset yang kalian miliki.

2. Ketahuilah bahwa rasio hutang yang aman untuk dilakukan hanyalah 30% dari income yang dimiliki. Artinya jika income kalian 30 juta/bulan, kalian hanya memiliki budget 9 juta/bulan untuk berhutang (30 juta x 30%). Hutang yang dimaksud sudah termasuk semua jenis hutang yang akan diambil di kemudian hari. Artinya porsi 9 juta/bulan ini termasuk hutang KPR Rumah yang akan kalian ambil nantinya.

3. Tentukan domisili rumah atau hunian yang kalian inginkan. Sesuaikan dengan aktivitas kalian sebagai keluarga selama 10-20 tahun ke depan tadi, dan tujuan utama dalam membeli rumah yang tadi sudah dilakukan sebagai langkah awal. 🙂 Lokasi hunian atau rumah kalian ini akan mempengaruhi biaya transportasi, biaya sekolah anak, dan biaya makan sehari-hari yang akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga setiap bulannya.

4. Melanjuti poin 3 diatas, bandingkan harga sewa rumah di lokasi tersebut dengan harga beli rumah, dan jumlahkan total pengeluaran bulanan yang akan terjadi untuk masing-masing pilihan. Pilihlah mana yang paling pas untuk budget cicilan yang kalian miliki. Dengan memperhatikan faktor ekonomis ini, kalian akan mampu untuk melakukan poin selanjutnya.

5. Di tahap ini pastinya kalian sudah mengambil keputusan untuk membeli atau menyewa sebuah rumah yang akan lunas dalam 20 tahun, bukan? Langkah selanjutnya, pikirkan tujuan keuangan selanjutnya yang akan kalian butuhkan di musim hidup tersebut. Ketahuilah, bahwa kalian akan memasuki Financial Life Cycle yang baru yaitu masa non-produktif atau masa pensiun. Namun, jangan kuatir berlebihan ya. Sebagai manusia kita memang tidak tahu akan apa yang terjadi di kemudian hari, namun selalu ada hasil dari segala sesuatu yang kita kerjakan.

6. Langkah terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah berdoa. Sambil melakukan semua poin diatas dengan sabar & konsisten.

Selamat mencoba!  🙂

Bagikan:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Form Tanya Pakar

Tanyakan Pada Pakar

Terima kasih. Pertanyaanmu Segera Dijawab Pakar Pijar